Akar budaya warisan Leluhur
Tionghoa adalah bakti dan persaudaraan. Kalimat pertama dari “Tiga Berkah Karma
Suci” adalah berbakti pada Ayahbunda, menghormati guru”, ini adalah akar.
Sayangnya sekarang tidak ada
orang yang mengajari lagi, sudah terlampau lama terabaikan, luka yang
ditimbulkan sudah terlampau parah. Mulanya kami juga sudah putus asa, namun
ketika kami melakukan eksperimen di kota kecil Tangchi (di Kabupaten Lujiang,
Provinsi Anhui), barulah kami menyadari ternyata akar tersebut masih ada.
Kami mengajak warga Tangchi
untuk bersama-sama belajar Di Zi Gui, tidak sampai tiga bulan kemudian, mereka
sudah memahami ajaran bakti, tahu menghormati para senior atau orang yang
berusia lebih tua.
Kami sangat tercengang melihat
hasil ini, ternyata manusia tidak sulit dididik. Tetapi pokok persoalannya
adalah si guru mesti sanggup mengamalkannya terlebih dulu, kalau bukan demikian
maka upaya ini takkan efektif.
Makanya kala itu ada 37 orang guru
yang menjadi staf pengajar, mereka memberi teladan dengan pengamalan nyata,
memperagakan kepada warga setempat, berbakti pada Ayahbunda dan menghormati
guru dan senior, agar mereka dapat melihat dengan mata kepala sendiri, sehingga
menggugah para penduduk Tangchi.
Andaikata anda cuma pintar
berteori, siapa yang mau percaya padamu? Maka itu Buddha Sakyamuni mengajarkan
pada kita supaya memperagakan dengan pengamalan nyata barulah kemudian
menyampaikan teori, mengamalkan sesuai dengan ajaran yang tercantum di dalam
sutra.
Jadi terlebih dulu memperagakan
supaya orang lain dapat menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri, ketika
orang lain penasaran dan bertanya padamu, barulah anda jelaskan teori
kepadanya, barulah dia dapat memahaminya.
Kalau anda sendiri tidak
sanggup mengamalkannya, bagaimana pun anda pintar bersilat lidah, tapi tetap
saja tidak mirip, oleh karena tidak mirip maka tidak sanggup menggugah orang
lain.
Lain halnya kalau anda
benar-benar sanggup mengamalkannya, ketika anda menceramahkannya keluar, orang
lain akan tergugah dan terharu.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 20 Maret 2011
中華傳統文化的根就是孝悌。淨業三福第一句教我們「孝養父母,奉事師長」,根。可惜現在沒人教,丟的時間太久,傷害太嚴重了。說實在話,我們對這樁事情都喪失信心,可是我們在湯池做的實驗,發現了,根在。大家一起學習《弟子規》,不到三個月,都懂得孝道,都懂得尊敬長輩了。我們感到十分的驚訝,人怎麼是這麼好教的,一點都不難。可是這裡頭有個關鍵問題,教的人必須自己做到,自己沒有做到,不會產生這樣的效果。所以當年三十七位老師以身作則,他們把孝親尊師演出來,表演出來,讓你看到,讓你親身體會到,感動了當地的居民。你自己要沒有做到,光是去說,誰相信你?所以佛教人演說,依教奉行、為人演說,演是表演,做出來讓人看到了,別人會問你,你再給他說明,他就懂得了。你沒有做出來,你怎麼說,不像,說得不像,所以不能感動別人。你自己真正做到了,你說出來能感動人。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第三三三集) 2011/3/20 澳洲淨宗學院 檔名:02-039-0333
Zaman
dulu setiap keluarga memberikan kontribusi yang besar bagi terwujudnya
kestabilan dalam masyarakat. Apa alasannya? Anak-anak yang merupakan bagian
dari masyarakat, sejak kecil sudah dididik dengan baik di dalam keluarga,
setiap keluarga begitu menekankan pada pendidikan keluarga.
Namun
sekitar belasan sampai 20 tahun berdirinya pemerintah Tiongkok Nasionalis, hal
ini berangsur-angsur diabaikan. Setelah memenangkan perang melawan penjajahan
Jepang, pendidikan keluarga sudah tidak tampak lagi, bahkan tidak terdengar
lagi.
Sebelum
periode peperangan, pendidikan keluarga ini masih ada, usia sebaya-ku ini masih
sempat mengecap sedikit pendidikan ini. Kala itu saya baru berusia 5-6 tahun,
namun ingatanku masih begitu jelas.
Saya
masih ingat, waktu itu ada sebuah peraturan hukum yang disebut “Hak orang tua
untuk menghukum anak-anaknya”, kesan saya sangat mendalam, sepertinya setelah
tahun 1931, peraturan hukum ini telah dihapus oleh pemerintah Tiongkok
Nasionalis.
Menurut
peraturan hukum ini, apabila anda tidak berbakti pada Ayahbunda, mereka berhak
menuntutmu ke pengadilan, “Anak ini durhaka, silahkan dihukum mati saja”.
Oleh
karena merupakan hak orang tua menghukum anaknya, maka Hakim akan mematuhinya, dalam
hal ini tidak ada pembelanya. Mengapa demikian?
Ayahbunda-mu
saja tidak menghendaki dirimu lagi. Ayahbunda paling menyayangi putra-putrinya,
sekarang mereka tidak menghendaki dirimu lagi, yang juga berarti anda tidak
layak atau tidak pantas lagi jadi manusia. Maka itu harus segera dihukum, tidak
ada orang lain yang boleh membelamu.
Maka
itu aturan hukum tempo dulu adalah sedemikian disiplinnya, sehingga meskipun si
anak tidak berbakti juga tidak berani tidak menghidupi Ayahbunda-nya, takut Ayahbunda
mengadukannya ke pengadilan, dia bisa dihukum mati, meskipun mencari pembela
juga tiada gunanya.
Ini
merupakan peraturan hukum tempo dulu, sempat bertahan hingga 20 tahun
berdirinya pemerintahan Tiongkok Nasionalis.
Maka
itu dalam masyarakat Tiongkok tempo dulu, tidak berbakti pada Ayahbunda
merupakan dosa terbesar.
Orang
yang tidak berbakti pada Ayahbunda, yang mengkhianati guru dan ajaran, takkan
punya tempat berpijak di dalam masyarakat, karena telah melakukan dosa yang
paling berat.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 20 Maret 2011
過去的家對社會安定做出非常大的貢獻。為什麼?人民都被家教好,家家都教。大概在民國十幾、二十年就疏忽了,就很少。抗戰勝利之後,沒有了,再看不到了,也沒聽人說了。抗戰之前還有,我這個年齡還沾到一點邊緣。我那個時候才五、六歲,但是記憶很清楚。我還記得,在那個時代有一條法律叫「親權處分」,我的印象很深刻,這個法律好像民國二十幾年廢除了。親權是什麼意思?親是你的父母,親生父母,你要不孝順,他有權到政府、到法院去告你,這個兒子不孝,你們把他處死。親權處分,法官決定要遵守,這個沒有辯護的。為什麼?你父母不要你了。父母是最愛護子女的,父母不要你了,你就沒有資格做人,立刻執行,沒有任何人來辯護的。所以那是很嚴厲的,你說一般不孝父母的人也得裝一點樣子,也得養父母,要不然他告你的時候,真處死,不是假的,你找律師沒有用。這是古時候的法律,你看民國還保存到二十年。所以在中國古代,不孝父母是第一大罪。人不孝父母,背師叛道,他在社會上沒法子做人,極重的罪業。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第三三三集) 2011/3/20 澳洲淨宗學院 檔名:02-039-0333