Buddha
Sakyamuni menampilkan peragaan buat diperlihatkan kepada kita semuanya. Untuk
pengamalan-Nya sendiri, Beliau memasuki samadhi, setelah keluar dari samadhi,
Beliau membabarkan Dharma.
Ketika
ada yang memohon bimbingan padaNya, Sang Buddha keluar dari samadhiNya, apa
yang disampaikanNya sepanjang hidup, kemudian dituangkan ke dalam bentuk
tulisan oleh para siswaNya, sehingga menjadi Tripitaka.
Buddha
Sakyamuni menyampaikan ajaranNya secara lisan, Beliau tidak punya rancangan
atau konsep pidato, juga tidak punya materi persiapan, apa yang disampaikanNya
meluncur keluar begitu saja, setelah dicatat menjadi sebuah naskah yang
terindah tiada duanya.
Ini
merupakan ilmu pendidikan, dari mana ilmu ini berasal? Dari moralitasNya, jiwa
raga tidak memiliki sebutir niat buruk apapun, tidak memiliki tindakan sesat
apapun.
Sang
Buddha hanya memiliki tiga hal dalam kehidupan keseharianNya, yakni membabarkan
Dharma, memasuki samadhi, dan pindapatra. Demikianlah kehidupan sederhana yang
dijalani selama kurun waktu enam dasawarsa.
49
tahun digunakan untuk membabarkan Dharma, 12 tahun menuntut ilmu dan berguru, 60
tahun. Setelah mencapai penerangan sempurna pada usia 30 tahun, membabarkan
Dharma selama 49 tahun, selama kurun waktu 49 tahun ini, kita melihat kehidupan
Buddha sepertinya begitu monoton, kehidupan begini apalah maknanya?
Anda
tidak paham justru kehidupan beginilah yang paling membahagiakan tiada taranya,
orang awam takkan bisa mencicipi kebahagiaan agung tersebut.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 21 Februari 2011
釋迦牟尼佛首先表演給我們看的,佛陀的自行就是入定,出了定就是教學。有人向他請教他出定,他所教的寫成文字就是經典。他當時在講的時候,他沒有講稿,他也沒有任何材料,隨口而出,記錄下來是最好的文章。這是學問,學問從哪裡來的?從德行來的,身心沒有惡念,沒有邪行。佛陀只有三樁事情,每天就這三樁事情,不是在講經,就是入定,再一個就是去托缽,就這麼簡簡單單的生活過了六十年。四十九年教學,十二年學習,六十年。三十歲開悟之後,這個末後的四十九年,我們看起來這個生活太呆板,這種生活有什麼意思?這個生活裡頭大樂,一般人嘗不到。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二九四集) 2011/02/21 澳洲淨宗學院 檔名:02-039-0294
Para
Guru Sesepuh dalam menjalani kehidupan keseharian juga begitu bersahaja. Lihatlah
aktivitas di vihara-vihara zaman dulu, para penghuni vihara hanya menfokuskan
diri mempelajari satu judul sutra saja, menfokuskan diri pada satu Pintu Dharma
dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan untuk jangka panjang.
Jadi
tempo dulu sutra itu tidak untuk dibaca, tapi untuk diceramahkan. Apabila
setiap hari menceramahkan selama 1 jam, maka butuh waktu 10 jam untuk persiapan.
Selama
kurun waktu 10 jam, dia harus begitu terfokus, memusatkan perhatian untuk
ceramah nanti, memusatkan perhatian adalah melatih samadhi, membaca dan
mempelajari ajaran sutra adalah mengembangkan kebijaksanaan.
Namun
ada pula penceramah yang mempersiapkan materi secara sederhana saja, tidak
butuh baca berbagai sumber, cuma mendalami satu judul sutra saja, dia mengulang
membaca-nya hingga berpuluh-puluh kali, serupa dengan kata pepatah, “Mengulang
membaca hingga ribuan kali, maknanya dapat dipahami dengan sendirinya”.
Lantas
bagaimana kalau ada bagian yang tidak dipahami? Dilewati saja, bagian yang
tidak dipahami tidak usah dijelaskan, cukup dibaca saja teksnya dan tidak perlu
dijelaskan.
Menfokuskan
diri pada satu Pintu Dharma dan mendalaminya, setelah satu judul sutra ini
selesai diceramahkan, ulang lagi dari awal, hadirin pendengarnya tidak sama.
Pendengar
yang datang mendengar ceramahmu, setelah satu judul sutra selesai diceramahkan,
dia pun beranjak pergi, sementara itu gelombang kedua akan datang guna
mendengar ceramahmu dari awal.
Jangan
mempermasalahkan jumlah pendengar, baik satu, dua maupun tiga orang yang hadir,
bukanlah masalah, saya juga tetap menjelaskannya dengan sepenuh hati, yang keseluruhannya
mengalir keluar dari jiwa sejati, hal ini nyata adanya.
Semakin
sering anda menceramahkannya, maka makna tersirat yang tampak akan semakin
jelas, jadi tidak perlu membaca banyak materi pendukung atau referensi lainnya.
Inilah
yang disebut sebagai mengamalkan sila sehingga mencapai samadhi, setelah
mencapai samadhi maka terbukalah kebijaksanaan.
Cara
yang digunakan oleh praktisi zaman dulu sangat berbeda dengan orang masa kini.
Cara ini berasal dari Buddha Sakyamuni, orang zaman dulu mana ada begitu banyak
materi pendukung? Zaman dulu masih belum ada mesin cetak, buku-buku disalin
dengan tangan.
Ketika
Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, manalah ada buku-buku,
setelah Sang Buddha memasuki Parinirvana, barulah para siswaNya menuangkan
ucapanNya ke dalam bentuk tulisan.
Jadi
kita dapat membayangkan bahwa para siswa Buddha Sakyamuni, selain mendengar
pembabaran Dharma dari Buddha, tidak mencari referensi atau bahan rujukan
lainnya lagi. Semakin sederhana hasilnya semakin efektif.
Sedangkan
zaman sekarang, setumpuk materi referensi dan bahan rujukan ditaruh di samping,
malah membuat pikiran makin ruwet, apapun tidak berhasil dipelajari.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 21 Februari 2011
祖師大德們在沒出名,修學過程當中也很簡單。你看在寺廟裡面,講從前不是現在。從前在寺廟裡修行,早晚課之外,早晚課是共同的,專門學一部經論,一門深入,長時薰修。他不是在讀經,他就是在講學。求學過程當中,每天如果講一個小時,一個小時至少要十個小時去準備,去備課。他要專心,專心就是修定,閱讀經文就是智慧。有人備課是很簡單的,不要找很多參考資料,就這一部經,在講經之前,他把它念個幾十遍,讀書千遍,其義自見,就這個意思。不懂的地方怎麼樣?念過去不講解,念沒錯,講會講錯,念哪裡會有錯?一門深入,這一部經講完的時候從頭再講,聽眾不一樣。跟你來學,來聽你講經的,這一部經講完了,離開了,後面那一批又來了。人數不拘,兩個、三個都好,我來講給你聽,完全是從自性裡流出來的,這是真的不是假的。你愈熟悉,意思愈明顯,這麼來的,不需要找這些參考資料。這就是因戒得定,因定開慧,慧開了之後跟你講。古大德用的方法跟現在人不一樣,這些方法全從釋迦牟尼佛那裡學來的,古人哪有那麼多參考書?那時候沒印刷,書都是手抄的。世尊當年在世的時候,根本就沒有書籍,經典是釋迦牟尼佛滅度之後弟子們結集的。那我們就能想到,釋迦佛當年在世的這些弟子,他們的學習除了聽經之外,也有研究討論、心得分享,沒參考資料。參考資料只是能夠記得什麼?佛去年在哪裡講,前年在哪裡講的,拿來做印證,如此而已。愈簡單還愈有效果。現在這一大堆資料擺在旁邊的時候,把自己頭腦搞亂掉,什麼都學不到。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二九四集) 2011/02/21 澳洲淨宗學院 檔名:02-039-0294
Ketika kami belajar berceramah di Taichung,
Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) menetapkan kami hanya boleh memilih satu bahan
rujukan saja, mengapa demikian? Supaya pikiranmu tidak kacau, pola pikirmu juga
cuma satu garis saja.
Jika anda mencari bahan rujukan yang berasal
dari dua orang penulis, setiap penulis memiliki jalan pemikiran masing-masing, cara
penyampaiannya juga tidak sama, anda jadi bingung, tidak tahu harus menuruti
sumber yang mana.
Jika anda mencari tiga jenis sumber
referensi, maka anda berada di persimpangan tiga; bila anda mencari empat jenis
sumber referensi, maka anda berada di persimpangan empat, tidak ada yang
berhasil anda pelajari, kebenaran ini mesti dipahami.
Insan suci dan bijak zaman dulu meraih
keberhasilan dengan menggunakan prinsip ini. Sedangkan kita hari ini, kaya akan
bahan rujukan, bahkan ada seratus kali lipat banyaknya, tetapi mengapa
kebijaksanaan dan kemampuan kita tak sebanding dengan orang tempo dulu?
Oleh karena cara belajar kita sudah salah,
niat hati juga berbeda. Hati insan zaman dulu adalah tulus, tidak ada niat yang
mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi. Sedangkan orang zaman
sekarang, niat yang mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi itu sudah
terlampau berat. Hal yang tidak membawa keuntungan bagi diri sendiri, takkan
sudi dilakukannya.
Orang sekarang tidak punya rasa hormat dan
ketulusan, makanya pengetahuan sebagus apapun juga takkan berhasil
dipelajarinya, hal ini tidak boleh tidak dipahami.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 21 Februari 2011
我們在台中那時候學經教,老師規定參考的註解只能選一種,為什麼?你不亂,你的思想脈絡是一條線。你找兩個人的參考書,他兩個人的想法不一樣,講法也不一樣,你無所適從;三種參考書就是三叉路口,四種參考書就是十字街頭,你學不到東西,這個道理要懂。那我們想古人這個原則,古聖先賢都是從這個路走出來的。他們怎麼會有那麼大的成就?我們今天資料比他豐富一百倍都不止,為什麼跟人家相比,他的百分之一我們都做不到。我們的智慧不如他嗎?不見得。我們的德能不如他嗎?也不見得,為什麼差距這麼大?方法錯了,用心不一樣。古人的心是真誠的,沒有自利的心,也就是沒有為自己的心。今人自利的心太重,對自己名聞利養沒有好處的不要,可以取得名利的才學。所以心不誠、心不敬,真的好東西他也學不會,這是我們不能不知道的。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二九四集) 2011/02/21 澳洲淨宗學院 檔名:02-039-0294