Alam
semesta beserta seluruh isinya, Buddha Sakyamuni menyampaikan bahwa “Segala
sesuatu tercipta dari hati dan pikiran”, niat pikiran kita tidak baik.
Di
dalam organisasi ini, apakah kita memperlakukan setiap orang dengan hati yang
tulus dan hormat, memandang setiap insan bagaikan abang, kakak, adik sendiri?
Sekarang sesama saudara kandung saja tidak akur, tiap hari berkelahi, makanya memperlakukan
orang lain bagaikan saudara sendiri, juga tidak bisa.
Menghormati
orang lain bagaikan menghormati Ayahbunda sendiri, tetapi terhadap Ayahbunda
sendiri saja tidak berbakti. Ucapan insan zaman dulu sudah tidak dapat
digunakan lagi, masalah pun jadi besar.
Bagaimana
pula terhadap diri sendiri? Terhadap diri sendiri juga tidak baik, seperti apa
yang dikatakan sebagai “Menyayangi orang lain seperti menyayangi diri sendiri”,
orang sekarang tidak mencintai dirinya sendiri, bagaimana bisa mencintai orang
lain?
Orang
yang tahu mengasihi diri sendiri pasti akan membina etika moral diri sendiri,
barulah disebut tahu mengasihi diri sendiri. Kalau tiap hari melakukan
pembunuhan, pencurian, asusila, berdusta, ini namanya mencelakai diri sendiri,
manalah ada mencintai diri sendiri.
Maka
itu insan yang menyayangi orang lain, terlebih dulu harus tahu menyayangi diri
sendiri (membina etika moral), jika diri sendiri saja tidak tahu mencintai diri
sendiri, bagaimana bisa mencintai orang lain? Makanya masyarakat
sekarang.....Payah!
Bahkan
Buddha dan Bodhisattva, Konfusius maupun Mencius, para insan suci dan bijak
yang langsung datang ke dunia guna membimbing manusia juga akan merasa
kesulitan, bagaimana baru bisa mendidiknya? Tak berdaya!
Ketika
manusia sudah tak berdaya dididik, Buddha dan Bodhisattva datang ke dunia juga
tidak ada gunanya, insan suci dan bijak turun ke dunia juga tidak ada gunanya,
pada saat begini kita tahu bahwa bencana segera datang melanda, dunia akan
porak poranda, manusia menuju kepunahan.
Maka
itu kita jadi mengerti bahwa bencana besar disebabkan oleh perkembangan ilmu
dan teknologi, bencana tidak melanda, manusia tidak sadar-sadar juga. Kemajuan
ilmu dan teknologi telah menenggelamkan ajaran insan suci dan bijak, sehingga
manusia menuju pada kepunahan.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 17 Februari 2011
天地萬物,佛說得好,「一切法從心想生」,我們的念頭不好、不善。這個團體,我們是不是以真誠心對每個人,看每一個人就像自己兄弟姐妹一樣?現在兄弟姐妹都不團結,兄弟姐妹天天都打架,像兄弟姐妹也不行。尊敬別人像自己父母一樣,對父母也不孝。古人這些話現在都用不上了,這個問題可大了。對自己呢?對自己也不好,說「愛人如己」,現在不愛自己,那怎麼能愛人?愛自己的人一定修養自己的德行,愛自己。天天搞殺盜淫妄那是害自己,那不是愛自己。所以愛人者一定要先自愛,自己不能愛自己怎麼能愛別人?所以今天的社會難!真的是佛菩薩、孔孟這些聖人來教都會感到為難,怎麼教?沒法子教了。人到沒法子教了,佛菩薩來都沒用,聖賢來也沒有用,這個時候我們就知道災難會現前,天翻地覆,整個人類毀滅,重新來過。
於是我們了解這個大災難是科學技術帶來的,災難沒有現前,人不覺悟;災難現前,明白了。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二八七集) 2011/2/17
Kita
jadi mengerti bahwa bencana besar disebabkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi,
bencana tidak melanda, manusia tidak sadar-sadar juga. Kemajuan ilmu dan
teknologi telah menenggelamkan ajaran insan suci dan bijak, sehingga manusia
menuju pada kepunahan.
Berapa
orang yang dapat tercerahkan, kembali ke jalan yang benar? Orang yang kembali
ke jalan yang benar pasti akan serius melatih diri, membaca buku ajaran insan
suci dan bijak, mengamalkan sesuai dengan ajaran yang tercantum.
Inilah
wujud dari mengasihi diri sendiri, ini merupakan wujud dari menyayangi diri
sendiri, yang juga merupakan wujud dari menyelamatkan diri sendiri.
Jadi
mesti tercerahkan barulah bisa, kalau tidak tercerahkan dan sesat, maka seperti
apa yang dikatakan orang umum sebagai niat pikiran untuk bersaing itu tidak
sanggup dilepaskan (disingkirkan).
Oleh
karena bersaing, barulah saya dapat bertahan di sini, bila saya tidak bersaing
maka saya takkan dapat hidup di dunia ini, bila ingin berkuasa maka saya harus
bersaing dengan orang lain.
Tempo
dulu ketika saya berada di Hong Kong, Asia Television (ATV) datang mewawancaraiku.
Saat itu reporter mereka yang bernama He Shou-xin bertanya padaku, ada sebuah
pepatah Tionghoa yang populer mengatakan, “Manusia yang tidak mengutamakan
kepentingan sendiri, maka Langit akan menjatuhkan hukuman padanya dan Bumi akan
memusnahkannya“, bagaimana pandanganku tentang hal ini.
Saya
menjawab : Kalimat pepatah ini sudah keliru, Buddha Sakyamuni tidak bertindak
demi kepentingan pribadi, tetapi Langit tidak menjatuhkan hukuman padaNya, Bumi
juga tidak memusnahkanNya, bahkan 2500 tahun kemudian, pada hari ini bila anda
mengatakan pada orang lain tentang Buddha Sakyamuni, masih ada begitu banyak
orang yang menghormatiNya.
Demikian
pula dengan Konfucius dan Mencius, yang tidak mementingkan diri sendiri, tetapi
Langit tidak menjatuhkan hukuman padanya dan Bumi juga tidak memusnahkan
dirinya.
Kemudian
saya berkata padanya, saya sendiri sepanjang hidup juga tidak memikirkan diri
sendiri, Langit tidak menjatuhkan hukuman padaku dan Bumi juga tidak memusnahkan
diriku, jadi pepatah tersebut adalah keliru.
Lantas siapa
yang menciptakan pepatah tersebut? Orang yang mengutamakan kepentingan dan
keuntungan pribadi, mereka hendak bersaing dan berseteru, mereka hendak
mengendalikan, mereka hendak menguasai, sehingga melontarkan pepatah tersebut
sebagai landasan teori mereka.
Kenyataannya,
apa yang dapat mereka kendalikan, apa yang dapat mereka kuasai, memang telah
ada di dalam garis hidup mereka, apabila tidak ada di dalam garis hidupnya,
mustahil dia berhasil merebutnya!
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 17 Februari 2011
於是我們了解這個大災難是科學技術帶來的,災難沒有現前,人不覺悟;災難現前,明白了。科學技術把聖賢的文明毀滅,然後就把人類毀滅,把地球毀滅了。幾個人覺悟,幾個人真正回頭?回頭的人一定真幹,讀聖賢書,依教奉行。這是什麼?這是自愛的表現,這是自救自度的表現。所以要覺悟才行,不覺悟是迷惑,迷惑的時候,那就跟現在一般人講的,競爭的這個理念他不能放下。競爭我才能生存,我要不競爭,我在這個世間不能生存,勢必要跟人競爭。
過去我在香港,有一年亞洲電視台來訪問,有位何先生他提出一個問題問我,他說中國自古諺語有一句話說,「人不為己,天誅地滅」,問這句話我是怎麼看法。我說:這句話說錯了。他說:為什麼?我說:釋迦牟尼佛不為自己,天沒有誅他,地也沒有滅他,二千五百年之後的今天提起釋迦牟尼佛,還很多人尊敬他;孔子、孟子沒有為自己,天也沒有誅他,地也沒有滅他。然後我告訴他,我這一生沒有替自己想過,老天也沒有誅我,地也沒有滅我,這句話說錯了。這話是誰說的?自私自利的人說的,他們要爭,他們要控制,他們要佔有,用這句話做他的理論依據。實際上,他能控制得了的,他能佔有得到的,還是他命裡有,他命裡要沒有,爭不到!
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二八七集) 2011/2/17
Manusia hidup di dunia ini, kaya atau miskin
telah ditentukan dalam garis hidupnya, apabila tidak ada di dalam garis hidup,
bagaimana pun dia berupaya memperebutkan, tetap saja takkan berhasil.
Apabila tidak ada di dalam garis hidupnya,
tetapi dia berhasil merebutnya, maka Buddha Sakyamuni juga ikut berebutan,
Konfucius dan Mencius juga ikut-ikutan bersaing dan berseteru, kenyataannya hal
ini mustahil.
Kalau memang tidak bisa diperebutkan, segala
sesuatu tak terlepas dari nasib, maka “Insan mulia tetap berbahagia menjadi
insan mulia, sementara orang licik sungguh prihatin tetap menjadi orang licik”,
buat apa bersaing dan berebutan? Kebenaran ini mesti dipahami, hati pun jadi
stabil.
Nafsu keinginan harus dikurangi, makin
sedikit makin bagus, hati pun jadi suci. Hati suci menumbuhkan kebijaksanaan,
kebijaksanaan barulah dapat membawa padamu kebahagiaan indah sempurna.
Apabila kita mengabaikan dua kalimat di atas,
maka pelatihan dirimu pasti takkan berhasil. Ini merupakan syarat yang paling
dasar untuk berhasil dalam pelatihan diri, anda tidak memenuhi persyaratan ini,
maka anda takkan berdaya melatih diri, melatih diri harus dimulai dari sini.
Lihatlah di dalam “Di Zi Gui”, bukankah juga
mengatakan hal yang sama, apakah kedua kalimat di atas terjalin dengan “Risalah
Balasan dan Ganjaral Setimpal” dan “Sepuluh Kebajikan”? Jika terjalin maka itu
adalah kebenaran, sebaliknya bila tidak terjalin maka itu adalah teori sesat,
beginilah cara membedakannya.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 17 Februari 2011
Penjelasan
“Di Zi Gui” baca di :
Risalah
Balasan dan Ganjaran Setimpal :
Sepuluh
Kebajikan :
人在世間一生,富貴窮通全是命,命裡沒有要能爭得到,釋迦牟尼佛也競爭了,孔子、孟子也來加入競爭的行列了,爭不到。既然是爭不到,一切都沒有辦法逃過命運決定的,那就「君子樂得作君子,小人冤枉作小人」,何必要爭?這個道理要懂,人心自然就平了。欲望少,愈少愈好,心地清淨。清淨心生智慧,智慧才真正帶給你幸福美滿。我們如果疏忽這兩句,違背這兩句,你的道業肯定不能成就。這是修行成就基本的條件,你不具備這個條件,你就無法修行,修行要從這裡做起。你看看《弟子規》上是不是這麼說的,《感應篇》、《十善業道》與這兩句話相不相應?相應那是正法,與這個不相應的那是邪法,這是邪正的標準。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二八七集) 2011/2/17