Buddha Sakyamuni menyebut diri sendiri
sebagai “Saya adalah Raja Dharma, menguasai dan memahami Dharma dengan bebas
tanpa rintangan”, mengungkapkan keluar kondisi batin sendiri.
Hanya dengan melepaskan (menyingkirkan) niat
pikiran, perbedaan dan kemelekatan, barulah anda dapat menguasai dan memahami
Dharma dengan bebas tanpa rintangan.
Insan yang menguasai dan memahami Dharma
dengan bebas tanpa rintangan disebut sebagai Raja Dharma. Kata “Raja” di sini mengibaratkan
bebas tanpa rintangan, pada zaman dahulu
kala, sebuah negara hanya mendengar perintah dari raja seorang saja, orang lain
harus mendengarkan ucapannya sementara itu dia sendiri tidak perlu mendengarkan
ucapan orang lain, inilah yang dimaksud dengan bebas tanpa rintangan, maka itu
kata raja di sini mengandung makna bebas tanpa rintangan.
Setelah anda menyingkirkan segala rintangan
khayalan, perbedaan dan kemelekatan, takkan ada halangan lagi, kini anda dapat menguasai
dan memahami Dharma dengan bebas tanpa rintangan.
“Menguasai dan memahami Dharma dengan bebas
tanpa rintangan”, contohnya saya belum pernah belajar buku Klasik
ajaran Konfusius, tetapi begitu membacanya langsung bisa memahaminya.
Contoh lainnya adalah Guru Sesepuh ke-6
Aliran Dhyana, Master Huineng, tidak pernah mengecap pendidikan dan tuna
aksara. Bahkan selama kurun waktu 8 bulan berguru di Huangmei, cuma bekerja di
dapur, se-kali pun tidak pernah menghadiri acara ceramah di baktisala, juga
tidak pernah menghadiri kegiatan meditasi Zen, hanya bekerja menumbuk beras,
membelah kayu dan melakukan pekerjaan kasar lainnya.
Dengan istilah sekarang, dia bekerja sebagai
relawan, mengabdikan diri dan mengurus keperluan hidup semua penghuni vihara,
setiap hari hanya bekerja di dalam ruangan dapur saja.
Setelah mencapai pencerahan, Master Huineng
telah menguasai dan memahami Dharma dengan bebas tanpa rintangan. Ketika orang
lain bertanya padanya makna dari bait
sutra, meskipun beliau tidak mengenal aksara, asalkan anda membacanya, setelah
beliau mendengar bait sutra tersebut, dia segera menjelaskannya padamu, tidak
ada yang tidak dipahaminya, inilah yang disebut dengan “Menguasai dan memahami
Dharma dengan bebas tanpa rintangan”. Masih perlukah belajar? Tidak perlu lagi.
Orang pertama yang diselamatkan oleh Master
Huineng adalah Bhiksuni Wujin Zang. Bhiksuni Wujin Zang menfokuskan diri
membaca “Mahaparinirvana Sutra”. Master Huineng menjelaskan padanya “Mahaparinirvana
Sutra”, sampai pada bagian akhir, Bhiksuni Wujin Zang berhasil mencapai
pencerahan.
Saat permulaan Bhiksuni Wujin Zang merasa
keheranan dan penasaran, lalu meminta bimbingan kepada Master Huineng : “Guru,
anda tidak mengenal aksara, bagaimana anda sanggup menjelaskannya, bagaimana
anda bisa memahami begitu banyak?”
Master Huineng memberitahukan padanya bahwa hal
ini tidak berkaitan dengan mengenal aksara atau tidak, juga tidak ada kaitannya
dengan pernah belajar atau tidak. Segala suatu tercipta dari hati dan pikiran, Buddha
Sakyamuni membabarkan, “Asalkan menemukan kembali jiwa sejati, maka segala hal
dapat dipahami dengan sendirinya, takkan ada rintangan lagi”.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 27 Februari 2011
釋迦牟尼佛自稱「我為法王,於法自在」,這是自己說出自己的境界。只有把起心動念、分別執著統統放下,你才能於法自在。於法自在就稱為法王,王是比喻自在的意思。在古代的帝王,一個國家只有他發號施令,別人都聽他的,他不要聽任何人,這叫自在,所以王是自在的意思。你把這個障礙統統放下,妄想分別執著全放下,沒有障礙了,你在世出世間一切法裡頭你得自在了。這裡頭有個很重要的信息,你明白嗎?於法自在,我四書五經沒念過,我現在拿來的時候能不能自在?能。真的嗎?真的。有憑據嗎?有,你看看惠能大師,《壇經》裡面所寫的。
惠能大師不認識字,沒念過書,在黃梅八個月,一次講堂沒去過,一次禪堂沒去過,八個月都在碓房裡面舂米破柴幹粗活。現在講的他在做義工,他來伺候大眾的,在廚房裡面工作。開悟之後,於法自在,得大自在。別人拿著經書向他請教,他不認識字,你念給我聽。聽完之後,他就給你講解,沒有一樣不懂,世出世間一切法全通了,這叫自在,還要學嗎?不要學了。第一個得度的無盡藏比丘尼,無盡藏比丘尼對他非常佩服,在他手下第一個開悟的。她受持《涅槃經》,她念《涅槃經》,能大師給她講《涅槃經》,講到後面她開悟了。在最初她好奇,向能大師請教,你不認識字,你怎麼會講,你怎麼會懂得這麼多?能大師告訴她,這個事情跟認識字沒關係,跟學不學也沒關係。一切法從心想生,佛說了,「心外無法,法外無心」,心跟法是一體的,你只要見性,哪有不知道的道理、哪有不明瞭的道理!
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第三0六集) 2011/2/27 澳洲淨宗學院 檔名:02-039-0306
Terhadap
Ajaran Mahayana, kita memiliki pemahaman yang cukup, namun sayangnya
keterampilan melatih diri kita masih belum mencukupi. Setelah memahami
kebenaran, hendaknya melepaskan (menyingkirkan) niat pikiran, perbedaan dan
kemelekatan, dengan demikian barulah kita dapat menemukan kembali jiwa sejati (Jiwa
KeBuddhaan).
Dari ketiga
faktor di atas (niat pikiran, perbedaan dan kemelekatan), yang paling sulit
dienyahkan adalah niat pikiran atau bentuk-bentuk pikiran yang bermunculan
tanpa henti. Tapi jangan pesimis, kita memilih terlahir ke Alam Sukhavati
berguru pada Buddha Amitabha.
Andaikata
semasa hidup di dunia ini, kita mampu mengenyahkan perbedaan dan kemelekatan,
maka begitu tiba di Alam Sukhavati, langsung mencapai KeBuddhaan. Mengapa
demikian? 48 tekad agung Buddha Amitabha memberkatimu, anda langsung mencapai
KeBuddhaan.
Semasa
hidup di dunia, anda telah berhasil mengenyahkan perbedaan dan kemelekatan,
yang artinya anda sudah berada di sisi tepi menemukan kembali jiwa sejati, jadi
begitu memperoleh pemberkatan dari Buddha Amitabha, anda langsung menemukan
kembali jiwa sejati.
Dari
sini kita dapat mengetahui bahwa keterampilan melatih diri itu ada pada
melepaskan kemelekatan. Keterampilan melatih diri bukan terletak pada berapa
banyak Amituofo yang anda lafal dalam sehari, berapa banyak sutra yang anda
baca, berapa kali anda melakukan sujud, bukanlah hal-hal begini, tetapi
keterampilan melatih diri terletak pada melepaskan kemelekatan.
Oleh
karena setelah melepaskan kemelekatan, barulah anda menggunakan hati yang tulus
untuk melafal Amituofo, sepatah Amituofo ini sangatlah berguna, dengan melafal sepatah
Amituofo maka koneksi dengan Buddha Amitabha langsung tersambung. Sebaliknya, orang
yang tidak sanggup melepaskan kemelekatan, bagaimana pun dia berdaya upaya
melafal Amituofo, namun tetap saja tidak terkoneksi.
Master
Yin Guang berkata, dengan satu bagian ketulusan dan rasa hormat, maka akan
terkoneksi sebanyak satu bagian, dengan sepuluh bagian ketulusan dan rasa
hormat, maka akan terkoneksi secara sempurna. Angka sepuluh menunjukkan
kesempurnaan.
Dengan
melepaskan kemelekatan, hati yang tulus barulah muncul ke permukaan, sebaliknya
jika tidak melepaskan kemelekatan, hati yang tulus takkan muncul ke permukaan.
Kita
harus memahami kebenaran ini, menerapkannya dalam kehidupan keseharian, barulah
keterampilan melatih diri jadi efektif.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 27 Februari 2011
大乘經教裡面對於這樁事情,我們可以說是有相當的了解,有相當的認知,只是我們的功夫還不夠,不是不知道。真正明白之後,一切放下,於世出世間一切法不起心、不動念、不分別、不執著,自性全現,見性成佛。這裡面最難的是放下起心動念,最難,不要緊,能做得到你即身成佛了,做不到,咱們到極樂世界去。果然能夠放下分別執著,到西方極樂世界你就生實報莊嚴土,一到就成佛了。為什麼?彌陀四十八願加持你,你馬上就明心見性。因為你已經到了明心見性的邊緣,他一加持,你就見性。沒有得一心的,佛光一照,得一心不亂;功夫成片的,得事一心不亂;事一心不亂的,立刻就得理一心不亂。佛光一照,把你功夫提升一倍。
由此可知,我們現在功夫就在放下。功夫不是在每天念多少佛,念多少經,磕多少大頭,不是這個事情,功夫在放下。因為放下之後,你是用真心,真誠心念佛,那個ㄧ句佛號非常管用,一句佛號,就跟阿彌陀佛連上線了。沒有放下的人,怎麼念接不上,好像電信中斷,總是接不上。印祖說一分誠敬,那就是一分的接通,十分誠敬那是圓滿的接通。放下,真誠心才現前,放不下,真誠心不能現前。我們要曉得這個道理,要把它用在我們日常生活當中,我們功夫就得力。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第三0六集) 2011/2/27 澳洲淨宗學院 檔名:02-039-0306