Orang
yang tersesat jiwa sejatinya, menanggapi fenomena semu sebagai nyata adanya,
maka problema pun bermunculan. Ketika menghadapi kondisi yang sesuai dengan
keinginan hatinya, muncullah keserakahan dan kemelekatan, sebaliknya terhadap
kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan hati maka muncullah kebencian, ini
membahas tentang Tujuh Perasaan Emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang,
benci, nafsu keinginan) dan Lima Nafsu Keinginan (harta, rupa, ketenaran,
makanan, tidur).
Tujuh
Perasaan Emosional dan Lima Nafsu Keinginan merupakan benih sebab kekotoran
batin di dalam diri, sementara itu di luar banyak faktor pendukung atau jodoh yang
sedang mempengaruhi dirimu, guna memancing-mancing keluar kekotoran batin yang
ada di dalam diri sendiri, inilah yang disebut sebagai menciptakan karma buruk.
Karma
baik mendatangkan balasan yang baik, yakni Alam Dewa dan Alam Manusia;
sedangkan karma buruk berakibat jatuh ke Neraka, Alam Setan Kelaparan, Alam
Binatang, menjalani siksaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata, segala
kejadian tak terpisahkan dari “Apa yang ditabur itulah yang dituai”, hasil
perbuatan sendiri harus diterima diri sendiri.
Lagi
pula hal ini serupa dengan perumpamaan yang sering digunakan oleh Buddha
Sakyamuni dalam membabarkan sutra sebagai “Bagaikan mimpi, khayalan, gelembung
air, bayangan”.
Ketika
seseorang itu bermimpi, dia tidak menyadari dirinya sedang bermimpi, makanya
terhadap suasana di dalam mimpi, baik suka maupun duka ditanggapinya dengan
serius (kadang kala sampai menangis, ketakutan dsb).
Andaikata
diri sendiri ketika bermimpi, dapat menyadari bahwa diri sendiri ternyata
sedang bermimpi, meskipun timbul suasana suka maupun duka dalam mimpi, dia juga
takkan menanggapinya, takkan timbul niat pikiran. Mengapa demikian?
Oleh
karena dia tahu diri sendiri sedang bermimpi, jadi segalanya adalah semu dan
bukan nyata adanya, cuma sebuah mimpi, saat terbangun dia juga menyadari bahwa
mimpi tadi hanyalah sebuah kekosongan. Ketika kita sedang bermimpi, bukankah hanyalah
sebuah kekosongan?
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 16 Februari 2011
迷失自性的人,把這個虛幻不實的現象當作真的,這問題就出來了。當作真的,順自己的意思就起貪愛,不順自己的意思就起怨恨,這就講七情五欲。七情五欲就是裡面的煩惱是因,外面這個緣影響你,把自己裡面的煩惱勾引出來,這叫造業。造業它也有應,感應,這個應就是業報,善業是樂報,感得的是人天;惡業所感的是地獄、餓鬼、畜生,那是苦不堪言,沒有一樣不是自作自受。而且確確實實如同佛在經典上常常引用的比喻「夢幻泡影」,人作夢不知道自己是在夢中,所以夢裡面的苦樂他都受了。如果自己作夢的時候,知道自己是在作夢,有苦樂的境界,他不會起心動念。為什麼?曉得這是假的,這是一場夢,醒過來的時候知道是一場空。正在作夢的時候,又何嘗不是一場空?
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二八四集) 2011/2/16
Dengan
mengandalkan metode pelafalan Amituofo guna melampaui segala kepalsuan. Seperti
yang kita ketahui bahwa syarat untuk melafal Amituofo adalah hati yang tulus
dan hati yang menghormati, barulah anda dapat berhasil.
Tanpa
disertai ketulusan hati dan perasaan hormat, cara apapun yang anda gunakan juga
takkan berdaya memperoleh keberhasilan. Lantas apa yang bisa kita dapatkan
dengan kegagalan ini? Mencicipi segala suka dan duka dalam alam mimpi, anda
tidak dapat terbangun darinya.
Tetapi
begitu anda menggunakan hati yang tulus dan perasaan hormat, maka kedua hal ini
dapat membangunkan dirimu dari mimpi yang berkepanjangan, dengan menggunakan
perumpamaan ini, setelah terbangun, barulah anda kembali ke dunia yang nyata.
Selama ini kita hidup dalam dunia nan semu.
Bagaimana
caranya membantumu supaya terbangun dari mimpi berkepanjangan, maka hal ini
mesti mengandalkan ketulusan hati dan perasaan hormat. Bila menggunakan hati
khayal, hati khayal adalah hati semu yang anda gunakan dalam alam mimpi, bagaimana
hati yang anda gunakan saat bermimpi, maka takkan berdaya terbangun.
Bait
sutra yang tercantum di dalam Bab 8 Sutra Usia Tanpa Batas, mengajarkan pada
kita supaya menyingkirkan segala kepalsuan, selanjutnya mengandalkan ketulusan
hati, barulah dapat menimbun jasa kebajikan sempurna (melafal Amituofo).
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 16 Februari 2011
「依真諦之勝義」,勝是殊勝,勝是超過一切虛妄,它是真的,依這做什麼?依這植眾德本。我們就知道,植眾德本的條件是要真誠心、要恭敬心,你才能得到。如果沒有真誠、沒有恭敬,你用什麼方法去做都得不到。得到的是什麼?夢中裡面的苦樂,你醒不過來。要是一用真誠恭敬,它能幫助你醒過來,用這個做比喻,醒過來是真實的,作夢是假的。如何幫助你從夢中清醒過來,這就要依真諦門;用虛妄的心,虛妄的心就是你作夢那個心,作夢那個心是怎麼樣也醒不過來的。前面經文教我們放下虛妄,接著這個地方叫我們依真諦門,才能植眾德本。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二八四集) 2011/2/16
Hari
ini masyarakat diliputi kekacauan, kemajuan teknologi berkembang dengan pesat, hampir
setiap bulan bahkan setiap harinya terjadi pembaruan, sekarang di mana letak
permasalahannya?
Perkembangan
teknologi sudah sedemikian pesatnya, sudah hampir sampai pada titik jenuh.
Problema sosial pun bermunculan, Bumi dilanda masalah, demikian pula dengan
sistem tata surya kita, fenomena alam mulai mengalami kelainan, apa sebabnya?
Alam
semesta beserta seluruh isinya akan berubah menuruti perubahan niat pikiran
kita. Apabila niat pikiran kita baik, maka tidak ada hal yang tidak bagus;
sebaliknya bila niat pikiran kita jelek, maka tidak ada satupun hal yang tidak
membawa kesengsaraan.
Kemajuan
teknologi membawa petaka bagi manusia, bukanlah kebahagiaan. Para ilmuwan telah
memberi peringatan keras pada kita, ketika kemajuan teknologi telah mencapai
titik final, maka dunia akan menuju pada kemusnahan.
Ini
merupakan peringatan yang mengerikan, dan peringatan ini memiliki peluang besar
untuk terjadi. Tanpa disertai pendidikan kesusilaan, pasti muncul masalah.
Lihatlah dalam masyarakat sekarang ini, kasus bunuh diri meningkat tajam, tempo
dulu berita bunuh diri merupakan berita heboh yang amat langka, tetapi sekarang
berapa besar angka bunuh diri yang terjadi di seantero dunia?
Bukan
saja lansia yang sudah bosan hidup lalu berpikiran pendek, lihatlah di apartemen-apartemen
yang dihuni para lansia, sering terjadi kasus bunuh diri, apa sebabnya? Bagi
mereka, hidup ini sudah tidak bermakna lagi.
Sedangkan
bagi orang usia paruh baya, dari penampilan luar tampaknya karir mereka begitu
lumayan, tapi tekanan batin mereka terlampau berat, walaupun sudah berhasil
mendapatkan ketenaran dan keuntungan, namun mereka harus membayar mahal untuk pengorbanan
yang menyakitkan tersebut. Tidak ada istilah kebahagiaan dalam kamus hidup
mereka.
Lantas
bagaimana selanjutnya? Sekarang anak-anak juga sudah bosan hidup, sudah tidak
sabaran lagi, makanya cari jalan pintas saja. Murid-murid Sekolah Dasar yang
masih usia 7-8 tahun juga sudah pada bilang stres.
Mengapa
ada perbedaan yang begitu jauh antara tempo dulu dengan era milenial ini? Oleh
karena pendidikan tempo dulu adalah welas asih, sebaliknya pendidikan era kini
adalah mengajarkan bagaimana cara mengejar keuntungan, keuntungan adalah hal
yang wajib diperebutkan setiap orang.
Anak-anak sejak usia dini sudah diajarkan
bersaing, berseteru, apa tidak celaka? Tempo dulu jarang terdengar adanya
perseteruan, sedangkan masyarakat masa kini, beragam jenis perseteruan telah
membuat manusia jadi tidak sanggup memikul beban ini, makanya mengapa dia
memilih jalan pintas.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 16 Februari 2011
今天世界社會動亂,科學技術日新月異,問題在哪裡?枝末發達了,根本沒有了。社會出了問題,地球出了問題,連天象都出了問題,自然現象,為什麼?法界虛空界萬事萬物都是隨我們念頭在轉。我們念要是善,沒有一樣不善;念頭壞了,沒有一樣不帶來麻煩。科學技術帶來的是災害,不是幸福,科學家的警告那更嚴重,科技發展到極點,最後的結果是世界毀滅。這是一個可怕的警告,這個警告是很有可能發生。如果沒有倫理道德教育,沒有父子有親這個教育的核心,會出問題。你看現在的社會自殺率多高,古時候很少聽到人自殺,現在每天這個世界上自殺人多少?不但老人活得不耐煩自殺,老人公寓裡常常發生,不想活了,覺得什麼?生不如死,自殺。中年人自殺,看到事業都還不錯,壓力太重了,名聞利養是得到了,付出是慘痛的代價,沒有幸福可言。現在呢?連小朋友也活得不耐煩自殺,小學生,七、八歲,十來歲。為什麼現在、古時候差異這麼大?古時候教育的核心是愛,現在整個世界的教育是利,利是人必爭的。所以教育從小就教競爭、教鬥爭,這還得了嗎?古時候很少聽到有什麼衝突,現在的社會各式各樣的衝突,讓人受不了,他才有尋短見的動機。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二八四集) 2011/2/16