Ketika
orang lain datang cari masalah dengan kita, hendaknya dapat bersabar, kita
takkan membalasnya, tak peduli dalam kondisi yang bagaimanapun juga, takkan
menyakitinya sama sekali.
Orang
lain menyakitiku, maafkanlah dirinya, menyadari alasan mengapa dia bisa
berpikir dan bertindak sedemikian rupa, ini dikarenakan tidak ada yang
mendidiknya.
Atau
memang ada yang mendidiknya, tetapi kekotoran batinnya terlampau berat,
rintangan karma dan tabiatnya terlampau mendalam, meskipun ada orang yang
mendidiknya, tetapi dia tak berdaya menerimanya.
Dari
mana kita bisa melihat hal ini? Dari tabiatnya. Dia tidak berbakti pada
Ayahbundanya, tidak menghormati insan suci dan bijak, tidak menyayangi dirinya
sendiri, orang begini sungguh iba, sutra Buddha menyebutnya sebagai “orang yang
patut dikasihani”.
Terhadap
orang yang memprihatinkan begini, janganlah berperhitungan dengannya, apa yang bisa kita
harapkan darinya? Kalau anda bersikukuh melakukan perhitungan dengannya, maka
anda sudah keterlaluan, hendaknya memaafkan dirinya.
Lihatlah
sepanjang hidupnya, dia menciptakan karma buruk, akibatnya pasti jatuh ke tiga
alam rendah. Maka itu insan yang pengertian, yang ber-etika moral, yang
memiliki kebijaksanaan, pasti akan merasa iba pada mereka yang berperilaku tak
terpuji. Dia telah melukai perasaanku secara mendalam, saya juga takkan
berperhitungan dengannya.
Atau
mungkin saja dia itu merupakan seorang praktisi Buddhis, bahkan tekun belajar
Ajaran Buddha, bahkan saat berceramah menuai pujian orang banyak, tetapi
sekarang dia malah memakiku, bahkan memukul dan menendangku, bagaimana
penjelasannya?
Walaupun
dia tekun belajar Ajaran Buddha, tapi dia tidak mempunyai akar pendidikan
kesusilaan, makanya anda juga harus memaafkan dirinya. Sebagus apapun hasil
belajarnya, tetapi dia tidak punya akar kesusilaan, ketika cobaan muncul di
hadapannya, dia gampang jadi emosi dan murka.
Sedangkan
insan yang memiliki akar kesusilaan yang mendalam, dia takkan mudah goyah;
sebaliknya orang yang tidak punya akar kesusilaan, meskipun sudah melatih diri dalam
kurun waktu yang lama, bagaimanapun dia berdaya upaya, gigih dan tidak malas, tetap
saja sulit menghadapi cobaan dan godaan dari luar.
Ketika
menghadapi cobaan dan godaan dari luar, tidak timbul niat pikiran, tak
tergoyahkan, hati ibarat air hening yang tak beriak, pelatihan diri orang
begini telah hampir berhasil.
Andaikata
anda memahami kebenaran ini, memahami fakta ini, barulah menyadari alasan
mengapa para Buddha dan Bodhisattva, insan suci dan bijak zaman dulu, begitu
menekankan pentingnya akar pendidikan kesusilaan tersebut.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 19 Februari 2011
下面的話,「菩薩若有人來起發瞋恚亦忍,不起發瞋恚亦忍,是名菩薩不逼惱忍」。別人逼惱我們,要忍,我們絕不逼惱別人,無論在什麼情況之下,絕不要傷害別人。別人傷害我,原諒他,知道他為什麼會這麼想,為什麼會這麼做,沒有人教他;或者有人教他,他煩惱太重,業障習氣太深,雖有人教,他沒有辦法學。這從哪裡看?要從根本上看,習性的根本,不是本性。他不孝父母,不尊重聖賢,不愛自己,這人可憐,佛經上常講「可憐憫者」。對可憐憫者就不能計較,計較什麼?你太過分了,你怎麼可以對他計較,你要原諒他。他這一生所造的行業,果報在三途。所以真正明白人,有德行、有智慧的人,肯定是憐憫這些眾生,他對我做出嚴重的傷害,我也不會跟他計較。或者說這個人受過教育,學佛學得很好,講經說法聽眾都讚歎,他要發了脾氣,拳打腳踢,這怎麼解釋?雖然他學得很好,他沒有根,他沒有本,那你就得原諒他。學得再好,沒有根、沒有本,境界現前還是容易衝動,還是容易發作。根深蒂固的人,他能承受得了;沒有根,修的時間再久,他再用功,精進不懈,都很難應付外面境界的誘惑。能在外面境界裡頭真正不起心不動念,心如止水,這個人道業幾乎成就了。你要是明白這個道理,了解事實真相,才知道古聖先賢、諸佛菩薩為什麼那麼重視根本的修學。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二九0集) 2011/2/19
Ketika
menghadapi cobaan dan godaan dari luar, tidak timbul niat pikiran, tak
tergoyahkan, hati ibarat air hening yang tak beriak, pelatihan diri orang
begini telah hampir berhasil.
Andaikata
anda memahami kebenaran ini, memahami fakta ini, barulah menyadari alasan
mengapa para Buddha dan Bodhisattva, insan suci dan bijak zaman dulu, begitu
menekankan pentingnya akar pendidikan kesusilaan tersebut.
Tetapi
orang masa kini malah menganggap tata susila tidaklah penting, buat apa belajar
“Di Zi Gui”, pendidikan kesusilaan itu kan urusan anak-anak. Jadi belajar atau
tidak, bukanlah masalah.
Kita
telah belajar Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan bertahun-tahun lamanya, tetapi
sebutir pun tidak sanggup kita laksanakan. Maksud hati ingin belajar tapi apa
daya tidak sanggup mengamalkannya. Apa sebabnya? Tidak punya akar kesusilaan.
Akar
pendidikan kesusilaan itu adalah “Di Zi Gui” dan “Risalah Balasan dan Ganjaran
yang Setimpal”, sementara itu kita telah mengabaikan akar kesusilaan ini, merasa
diri sendiri sudah hebat dan pongah.
Maka
itu kita harus belajar dari tata susila yang paling dasar, hendaknya menambal
kekurangan ini guna membangun landasan kesempurnaan. Landasan dari Dharma non
duniawi (Ajaran Buddha) maupun Dharma duniawi (ajaran insan suci dan bijak),
tak lain adalah “Bakti dan Hormat”.
Di
dalam “Tiga Berkah Karma Suci”, dua butir pertamanya berbunyi “Berbakti pada
Ayahbunda, menghormati guru dan senior”. Dua butir ini meskipun menggunakan
waktu lebih dari seratus jam untuk menjelaskannya, juga takkan selesai dibahas.
Semua
ajaran sutra yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni selama 49 tahun, tak
terpisahkan dari kedua butir di atas, Beliau telah berhasil mengamalkannya,
sedangkan kita masih belum sanggup melaksanakannya, makanya tidak ada orang
yang sudi datang belajar padamu, alasannya terletak di sini.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 19 Februari 2011
Penjelasan
“Di Zi Gui” baca di :
Risalah
Balasan dan Ganjaran Setimpal :
Sepuluh
Kebajikan :
能在外面境界裡頭真正不起心不動念,心如止水,這個人道業幾乎成就了。你要是明白這個道理,了解事實真相,才知道古聖先賢、諸佛菩薩為什麼那麼重視根本的修學。
我們現在人都認為這個無所謂,《弟子規》學它幹什麼,小孩的事情,學不學沒關係。我們學五戒十善,可是五戒十善學了很多年,一條都沒做到。不是不想學,真想學,就是做不到。這什麼原因?沒根。五戒十善的根本就是《弟子規》跟《感應篇》,而我們對於根本確實沒有意願去修學,好高騖遠。我們眼睛看到頂尖,下頭無根。這個不能不知道,不能不認真的去補習,把這個過失補起來。世出世間一切法,大根大本就是孝敬這兩個字,淨業三福頭兩句「孝養父母,奉事師長」,這兩句話講一百個小時都講不完,釋迦牟尼佛四十九年所說的一切經教,沒離開這兩個字,他做到了,他能說能教,我們沒有做到,教學沒人來跟你學,道理就在此地。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二九0集) 2011/2/19
Kini para makhluk yang diliputi
kesengsaraan bertambah entah berapa kali lipat jumlahnya, mereka butuh Buddha
Dharma yang murni, mereka butuh teladan, para penceramah hendaknya dapat menyerupai
Buddha Sakyamuni, menyerupai Konfusius, memberi teladan dalam bentuk pengamalan
nyata, pengamalan lebih penting dari sekedar teori.
Apabila kita berharap Aliran Sukhavati
dapat tersebar secara luas, berlangsung untuk jangka waktu yang lama, maka kita
harus sanggup mengamalkan “Tiga Berkah Karma Suci”, “Enam Prinsip Keharmonisan”,
“Tiga Pelatihan”, “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”.
“Sepuluh Tekad Bodhisattva
Samantabhadra” harus mampu dilaksanakan, barulah anda merupakan praktisi senior
Aliran Sukhavati, anda mampu memberi teladan bagi orang banyak, kemudian
orang-orang ini datang belajar padamu,
barulah anda jelaskan pada mereka.
Kami mengemukakan “Lima Mata Pelajaran
Aliran Sukhavati” ini sudah sejak 30 tahun yang silam, selama kurun waktu 30
tahun ini, adakah praktisi yang mengamalkannya? Ada, tetapi bukan ada di
hadapan kami, kami tidak pernah bersua dengan mereka.
Andaikata tidak ada orang yang
mengamalkannya, maka hari ini Aliran Sukhavati takkan memperoleh perlindungan
dari para Buddha, perlindungan dari para Dewa, Naga dan makhluk suci lainnya.
Jika ada 2 atau 3 orang saja yang
serius mengamalkannya, kita dapat ikut menikmati kesuksesannya. Kita tidak
punya hati yang bersyukur, masih ada keluhan. Mengapa demikian?
Pahala kita terlampau kecil. Buah
akibat yang kita terima kelak sangat jelas dan dimengerti, kelak ke mana akan
menuju, tidak boleh menyalahkan orang lain, semuanya merupakan apa yang
ditabur itulah yang dituai.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 19 Februari 2011
Lima Mata Pelajaran Aliran Sukhavati
:
眼前苦難眾生比過去不知道增長多少倍,他們需要佛法,需要真正的佛法,他們需要榜樣,弘法的人要像釋迦牟尼佛、像孔子,身教重於言教。所以身行言教,先要做到。淨宗如果真的能發揚光大,能延續長遠,我們要做到什麼?我們要做到三福、六和,淨業三福、六和敬,三學、六度、普賢十願,做到才行,你才是真正淨宗大德,你給所有修行人做榜樣,然後這些人來向你請教,你再講解給他聽。這五個科目我們提出來至少有三十年,這三十年中有沒有人照做?有,不在我們面前,我們沒有見過。如果沒有人真照做,今天的淨宗就得不到諸佛護念、善神擁護,就得不到。有二、三個人真照做了,我們全沾他的光。我們沒有感恩的心,還有怨言。為什麼?我們得的福報太少。我們自己的果報清清楚楚、明明瞭瞭,將來到哪裡去,不能夠怨天尤人,全是自作自受。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二九0集) 2011/2/19