Kita
lihat masyarakat sekarang ini, semua orang memandang berat pada berkah,
sementara itu kebijaksanaan malah diabaikan, akibatnya masalah pun bermunculan.
Sesungguhnya
kebijaksanaan lebih penting daripada berkah, jika cuma memiliki berkah tanpa
disertai kebijaksanaan, dia akan menciptakan karma buruk.
Akibat
karma buruk, musibah yang menimpa diri pribadi adalah penyakit, kecemasan,
kerisauan; yang menimpa lingkungan hunian adalah bencana baik bencana alam
maupun bencana akibat ulah manusia. Saya percaya praktisi sekalian dapat
merasakan kesan ini dengan sangat mendalam.
Setiap
hari kita membaca berita, menyaksikan laporan dari media, di seluruh belahan dunia,
entah ada berapa banyak bencana yang terjadi setiap harinya, bahkan jumlah
kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun, maka itu bagi manusia yang
menghuni Planet Bumi, boleh dikatakan setiap orang tidak memiliki rasa aman, setiap
hari hidup dalam dunia yang penuh kecemasan, kenyang akan siksaan batin yang
tak terungkapkan dengan kata-kata.
Ini
dikarenakan tidak punya kebijaksanaan. Tanpa disertai kebijaksanaan, pahala
tersebut bukanlah pahala tulen, hanya pahala yang disertai kebijaksanaan
barulah merupakan pahala yang sesungguhnya.
Meskipun
seseorang itu tidak punya kebijaksanaan, pahalanya juga kecil, namun minimal
dia tidak mempunyai banyak peluang untuk menciptakan karma buruk. Meskipun
sepanjang hayat melewati hidup susah, tapi pada masa kelahiran mendatang takkan
jatuh ke tiga alam rendah.
Seseorang
yang tidak punya kebijaksanaan, tetapi berpahala besar, yang pada masa
kelahiran mendatang tidak jatuh ke tiga alam rendah, jumlahnya sangat sedikit
sekali, mengapa demikian?
Oleh
karena orang semacam ini sangat gampang menciptakan karma buruk. Yang paling
ditakutkan adalah sengaja melukai para makhluk yang tidak bersalah, ini
merupakan dosa yang berat.
Sepanjang
perjalanan sejarah Negeri Tirai Bambu, tercatat banyak perumpamaan begini.
Maka itu setelah membacanya, kita harus meningkatkan mawas diri, melenyapkan
kejahatan menimbun kebajikan, meluruskan niat pikiran, ini lebih penting dari
segala-galanya.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 19 Januari 2011
那我們看看現前的社會,大家只重視福,慧不重視,這就出了問題。其實慧比福更重要,有福沒有慧,他就造惡業。惡業所感召的,在自己是災難,這個災難就是病苦、憂慮、操心;對居住的環境,那就所謂是天災人禍,現在我們說這句話,我相信每個同學感觸都非常深。我們看看新聞,看看傳媒報導,全世界各地每天不知道發生多少起的災難,頻率不斷在上升,災害每天都在加重,所以居住在地球上的人可以說每個人沒有安全感,憂心忡忡,苦不堪言。這是什麼?沒智慧。沒有智慧,那個福報就不是真的福報,有智慧的福報,這福報是真實受用。沒有智慧,福報小的,還不造重業,雖然這一生苦,來生可能不墮三途。如果沒有智慧,福報大的,來生不墮三途,那很少很少,為什麼?他很容易造重業。業報裡頭,最可怕的是對一切眾生無故的傷害他,這個罪就重。古今中外文獻記載的非常之多,問題是我們看到了要相信,這是真的,不是假的。提高高度的警覺心,斷惡修善,改邪歸正,端正心態,這比什麼都重要。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第二四一集) 2011/1/19