Senin, 07 Oktober 2019

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Februari 2011 (Bgn 3)


Sikap mental dalam menuntut ilmu adalah tulus dan hormat, materi belajar hanyalah bersifat sampingan, moralitas adalah yang paling utama. Terhadap setiap orang yang menyulitkan diriku, saya berterima kasih pada mereka, mengapa demikian? Mereka sedang menguji diriku, saya berhasil melewati setiap rintangan.

Selama berada di Taichung, saya melihat banyak orang yang berdatangan dari berbagai daerah ke Taichung guna mendekatkan diri dan belajar pada Guru Li (Upasaka Li Bing-nan).

Guru Li memberi ceramah umum seminggu se-kali, selama dua jam. Dua jam ini terbagi satu jam Guru Li berceramah, satu jam lagi penerjemah mengulangi ceramah Guru, jadi sesungguhnya Guru Li cuma berceramah selama satu jam saja. (Oleh karena logat Shandong Guru Li agak kental jadi butuh penerjemah).

Lalu mengajar murid-muridnya juga seminggu se-kali, selama tiga jam. Dengan perkataan lain kegiatan pembelajaran Buddha Dharma resmi dari Guru Li seminggu cuma 4 jam saja.

Banyak orang yang singgah dan tinggal di Taichung selama 1-4 bulan, lalu angkat kaki. Mengapa demikian? Waktu pembelajaran yang terlampau sedikit, dia tidak tahan tinggal berlama-lama di sini, alhasil hanya bisa mengucapkan kata selamat tinggal.

Yang bertahan hingga satu dekade lamanya, cuma saya seorang saja. Mengapa saya bersikukuh menetap di sana? Guru Li mengajar seminggu cuma 4 jam, bagiku ini sangat cocok, saya sanggup menyerap semua materi yang diajarkan beliau. Apabila dalam waktu seminggu Guru Li berceramah 10-20 jam lamanya, saya tidak sanggup menyerapnya, ini nyata adanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Februari 2011


學習的心態,真誠恭敬,學業是附帶的,德行是第一。所有這些障難我都感恩,為什麼?他們在考驗我,我是每ㄧ關都順利通過。我也看很多同學,有人到台中來親近李老師,老師一個星期上一堂課,ㄧ個星期講ㄧ天經,換句話說,佛教正規的活動兩次。講經是兩個小時,兩個小時有翻譯,實際上是一個小時,教學ㄧ個星期一次,三個小時。換句話說,ㄧ個星期佛學課程實際上是四個小時。有很多人到台中住ㄧ、二個月,三、四個月,走了。為什麼?時間太少了,要在這裡住很長的時間,他受不了,走了。不走的只有我ㄧ個。我為什麼不走?老師ㄧ個星期四個小時,對我來講非常適合,我統統能把所學的東西消化掉,他要ㄧ個星期講十個小時、二十個小時,我消化不了,這是真的。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二九0集)  2011/2/19

 


 

Guru Li (Upasaka Li Bingnan) mengajar seminggu cuma 4 jam, bagiku ini sangat cocok, saya sanggup menyerap semua materi yang diajarkan beliau. Apabila dalam waktu seminggu Guru Li berceramah 10-20 jam lamanya, saya tidak sanggup menyerapnya, ini nyata adanya.

Setiap kali saya mendengar satu kali ceramah, saya harus mempersiapkan tugas tambahan selama 10 jam, yakni persiapan sebelum mendengar ceramah.

Setelah mengetahui topik yang akan diceramahkan Guru Li nantinya, terlebih dulu saya akan mencari bahan-bahan yang berkaitan, saya akan mempelajarinya terlebih dulu, barulah kemudian mendengar ceramah Guru, apa yang beliau sampaikan dengan penjelasan yang disampaikan oleh Guru Sesepuh dan praktisi senior tempo dulu, sisi mana yang serupa dan sisi mana pula yang berbeda, lantas mengapa beliau menyampaikannya sedemikian rupa.

Dengan perkataan lain, apa yang saya pelajari dan saya peroleh seminggu lamanya adalah penuh dengan kebahagiaan Dharma.

Sedangkan murid-murid lainnya, cara belajar mereka tidak sama denganku, mereka hanya tahu pergi mendengar ceramah, menulis catatan, sedangkan saya takkan begini.

Guru Li mengetahuinya, beliau melarang saya membuat catatan, saat mendengar ceramah mesti memusatkan perhatian untuk mendengar, tidak perlu membuat catatan. Apa alasannya?

Yang namanya kondisi batin itu, dari tahun ke tahun tidaklah sama, catatan yang anda buat pada tahun ini, tahun depan kondisi batinnya sudah maju selangkah, catatan tahun silam sudah tidak berguna lagi, memboroskan waktu saja, terutama dalam mendengar penjelasan guru, perhatian tidak boleh terpencar.

Jadi saat mendengar ceramah, harus memusatkan perhatian, yang sanggup dimengerti yah diterima, yang tidak dapat dipahami dilewatkan saja, janganlah memikirkannya, tetap fokuskan perhatian meneruskan mendengar ceramah, barulah hati yang suci perlahan-lahan akan muncul ke permukaan, hati yang suci mengembangkan kebijaksanaan, anda mendengar ceramah dan tercerahkan, poin ini amatlah penting.

Berceramah di atas podium bukanlah “Menuruti pola labu air untuk menggambar labu air” (meniru secara kaku, tidak fleksibel), menuruti pola labu air adalah ditujukan untuk melatih praktisi pemula.

Apa yang dilatih? Yakni melatih kesabarannya. Tidak memperbolehkan dirimu mengajukan pendapat dan pemikiran sendiri, bagaimana guru menyampaikannya, maka begitu pula anda menyampaikannya, hal ini berguna menguji kesabaranmu.

Harus memahami makna dari proses pengajaran, harus dapat bersabar, barulah anda dapat memetik manfaatnya. Inilah yang dikatakan insan zaman dulu sebagai, baik dalam mempelajari Dharma duniawi (ajaran insan suci dan bijak) maupun Dharma non duniawi (Ajaran Buddha), kalau tidak sanggup bersabar maka takkan berhasil, “Segala kesuksesan dicapai berkat kesabaran”.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 19 Februari 2011



(李炳南)老師ㄧ個星期四個小時,對我來講非常適合,我統統能把所學的東西消化掉,他要ㄧ個星期講十個小時、二十個小時,我消化不了,這是真的。

所以我聽ㄧ堂講經,我準備的工作至少十個小時,聽經之前做預備工作。我自己先看,先找這些參考資料,仔細看ㄧ遍,然後再聽老師講,他講的跟祖師大德的註解,有哪些相同,有哪些不同,他為什麼要這樣講,揣摩這些意思。換句話說,我每個星期學習的有所得,法喜充滿。他們學習跟我不一樣,只是去聽講經,寫筆記,我不是這樣的。老師知道,他不許可我寫筆記,聽講的時候專心聽就夠了,用不著寫筆記。為什麼?境界年年不相同,你今年寫的筆記,到明年境界提升了,這筆記完全沒用處,浪費很多時間,也分心了。就是專注去聽,聽懂的就懂,聽不懂不要去研究,ㄧ直聽下去,清淨心慢慢形成,清淨心生智慧,你聽經有悟處,這個重要。

  講台上不是依樣畫葫蘆,依樣畫葫蘆是教初學的。訓練他什麼?就是訓練他忍耐,訓練這個字。不准你發表自己意見,老師怎麼講,你就怎麼講,訓練你的耐心。要知道教學的義趣,真正能忍耐,你就得好處。這是古人所說的,世出世法,不能忍耐就不能成就,「一切法得成於忍」。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二九0集)  2011/2/19